BangAkbar.com - Meski masa kampanye pilpres belum dimulai, Akbar Tandjung, Yusril Ihza Mahendra dan Fuad Bawazier, mulai “kampanye”. Dalam diskusi interaktif bertema “Komunikasi Politik Capres Cawapres Jelang Pemilu 2009”, Sabtu, (19/07/08) di Jakarta. Dua diantara tiga trio tersebut mengisyaratkan siap maju sebagai kandidat capres cawapres. Kalau Yusril bersedia menjadi cawapres capres Wiranto, Akbar sudah didekati 2 partai politik pengusung. Sementara Fuad lebih memilih di belakang layar Partai Hanura.
Dialog interaktif yang digelar oleh Program Pascasarjana Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana tersebut dipandu oleh Wapemred ANteve Uni Lubis. Sebagai panelis ahli Direktur Reform Institute Yudi Latief yang juga peneliti politik dan Wakil Rektor Universitas Paramadina. Dialog berlangsung menarik karena Uni memancing ketiga tokoh tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan politis.
Dalam kaca mata komunikasi politik dalam konteks pilpres Yudi mengatakan dibutuhkan figur yang nyata dan konkret. “Dia harus hadir dan dikenal betul oleh rakyat,” urainya. Penciptaan citra melalui media sifatnya membantu bukan yang utama.
Menurut Yudi, iklan politik dalam rangka capres cawapres yang berlebihan justru akan menjadi bumerang karena akan berdampak negatif bagi yang bersangkutan. “Jadi terkenal tetapi jadi tidak disukai,” papar Yudi.
Saat giliran Fuad diberi kesempatan berbicara, Uni memperkenalkan sebagai tokoh berpengalaman di beberapa partai. “Empat kali,” sindir Uni kepada Fuad yang tawa undangan. Sebelum aktif di partai besutan Wiranto, Hanura, Fuad sempat aktif di Partai Amanat Nasional. “Saya tidak mencalonkan diri,” ujarnya yang menyiratkan hanya mendukung dari belakang.
Pindah ke Yusril, Uni menjadi penyambung lidah Yusril. “Bang Yusril bisik-bisik tadi nggak pake mikro phone bilang mau jadi cawapres Pak Wiranto,” ungkap Uni disambut tawa riuh seratusan peserta dialog.
Sementara itu Akbar Tandjung menegaskan kembali bahwa entry point pilpres untuk capres dan cawapres ditentukan oleh partai politik. “Banyak yang terpanggil tetapi tidak terpilih,” canda Akbar.
Akbar memprediksi, jika rancangan UU pilpres yang sedang digodok DPR nantinya mensyaratkan angka 20 persen dukungan partai politik maka hanya ada paling banyak 4 capres. “Kita ambil 20 persen ditengah-tengah antara 15 dan 30 persen,” prediksi Akbar.
0 komentar:
Post a Comment