Tuesday, August 5, 2008

Sebulan Setelah Training ESQ: Akhirnya Islah HMI itu terwujud

Benih persatuan HMI yang disemai saat training ESQ di Menara 165, Juni lalu, berbuah manis. HMI yang sejak 1986 terpecah dua, akhirnya bersatu (islah), Senin 28 Juli saat pembukaan Kongres HMI Ke-26 di Palembang. Penandatanganan nota perdamaian dilakukan Ketua Umum PB HMI Fajar Zulkarnaen dan Ketua Umum HMI Majelis Penyelamat Organisasi (MPO) Syahrul Efendi Dasopang. Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hadir membuka kongres, menyaksikan peristiwa itu.

HMI adalah organisasi bernafas Islam. Makanya kita harus menghadirkan perdamaian. Bernafas perdamaian, bernafas Assalamualaikum, Assalamualaikum itu menebar perdamaian, “kata Jusuf Kalla memuji perdamaian dua HMI di hadapan sekitar 3 ribu peserta kongres.

“Ini mimpi kita bersama. Ini mimpi kita bersama. Ini mimpi yang telah lama ada, “ Fajar Zulkarnaen, Ketua Umum PB HMI DIPO. Rasa syukur juga diungkapkan Ketua Umum HMI MPO Syahrul Efendi Dasopang. “Alhamdulillah, saya bersyukur islah ini akhirnya terwujud. Ini semua kehendak Allah, “ ujar Syahrul.

Satu bulan sebelum islah, keduanya melakukan pelukan bersejarah di Menara 165. Ketika itu, mereka bersama sekitar 150 orang mengikuti in house (swagriya) training ESQ HMI. Keduanya menangis terharu dalam rangkulan pimpinan ESQ Ary Ginanjar. Tak heran jika mereka masih mengingat peristiwa bersejarah itu. “Ego pribadi dan kelompok kami telah sirna saat di training ESQ, “ kata Syahrul. “Embrio persatuan itu akhirnya bisa berbuah sekarang,” ujar Fajar.

“ Ini betul-betul tak pernah diduga sebelumnya,” ujar Suradji Ketua Bidang Lingkungan Hidup PB HMI. Penyatuan HMI sudah merupakan ketentuan Allah. “Kami berhasil melakukannya, dan ESQ telah memberi jalannya,” katanya lagi.

Ary Ginanjar pun larut dalam rasa syukur. “Penyatuan HMI telah lama dinantikan oleh bangsa ini, “ kata Ary. Apa yang terjadi di Palembang, ujar pimpinan ESQ Leadership Center itu, harus dijadikan titik awal untuk terus menguatkan tali persatuan. “ Semoga persatuan HMI akan langgeng dan abadi.” (Republika, Selasa, 29 Juli 2008, halaman 6)

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More