Pangkalpinang (ANTARA News) - Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Abu Bakar Ba`asyir, menilai, maraknya aliran sesat akhir-akhir ini di Indonesia tidak akan bisa dituntaskan, bila belum menggunakan sistim pemerintahan khilafah atau daulah Islamiyah.
"Adanya aliran sesat dan kemungkaran tidak akan mungkin dituntaskan termasuk oleh Front Pembela Islam (FPI), MMI dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sekalipun. Paling bisa dikurangi kecuali sistimnya yang diubah," ujar Ba`asyir usai menghadiri Tabligh Akbar Umat Islam se-Bangka Belitung (Babel) di Pangkalpinang, Sabtu.
Kesalahan penerapan sistim kenegaraan telah membuat implikasi dan akibat negatif bagi segala bidang kehidupan.
Disinggung apakah pemerintahan khilafah bisa diterapkan di Indonesia, Ba`asyir menyatakan, semua itu Allah yang menentukan. "Kami harus tetap berjuang dalam menerapkan nilai-nilai Islam. Ajaran sesat bisa dituntaskan bila pemerintahan seperti jaman Nabi," ujarnya.
Dai dari HTI, KH Muhammad Al Khatkhath, dalam tausiyahnya dalam acara itu menegaskan, pemerintahan khilafah seperti diterapkan di jazirah Arab terbukti telah memberikan kemakmuran, keadilan dan rasa damai bagi masyarakat.
Pada masa lalu, wilayah pemerintahan khilafah meliputi lima belas negara dan di jazirah Arab tujuh negara, dimana rakyatnya hidup damai dengan tetap menjalankan kebebasan agama yang dianut.
Dalam pemerintahan khilafah, penerapan hukum syariah seperti potong tangan bagi pencuri baru diterapkan setelah ekonomi Islam diberlakukan, yang memungkinkan rakyatnya hidup makmur.
"Dulu di wilayah yang menerapkan sistim khilafah, pencuri yang dipotong tangannya merasa bersyukur, karena tangan yang digunakan untuk mencuri itu tidak akan menyeret tubuh mereka ke dalam neraka," ujarnya.
Kalau sekarang, menurut Khathkhat pencuri dihukum penjara dan ia bergaul dengan pencuri lain, penjahat pengguna dan pengedar narkoba. Istrinya jadi terabaikan, begitu juga anak-anaknya.
Khatkhat mengajak seluruh umat Islam memperjuangkan penerapan sistim khilafah ataupun hukum syariah, hingga keterpurukan bangsa akibat sistim sekuler bisa diakhiri. (AntaraNews)
0 komentar:
Post a Comment