Tuesday, August 5, 2008

Wantimpres Mendominasi SBY

PARTAI BULAN BINTANG (PBB) terbilang yang paling keras menentang hasil reshuffle kabibet kedua yang menggusur 4 kader terbaik HMI. Untuk mengetahui lebih dalam masalah itu, Fathorrahman Fadli dan Eko Budiono menemui Sahar L. Hassan yang sejak awal banyak terlibat dalam hiruk-pikuk politik di sekitar reshuffle, dimana dua kader PBB ikut tergusur. Berikut Petikannya :

Ada kabar yang kuat sekali bahwa pencopotan empat menteri asal HMI itu karena tekanan orang di sekitar SBY, sejauh mana kebenaran informasi ini?

Saya bisa memastikan pencopotan saudara Yusril dan Abbdurrahman Saleh memang berasal dari kelompok yang melingkari SBY saat ini, mulai dari Staff Khusus, Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres ), maupun UKP3R. Peranan mereka sangat dominan sekali dalam proses reshuffle terhadap empat kader HMI itu.


Mengapa Anda begitu yakin?

Mengapa begitu, karena saya mendapatkan informasi yang sangat valid, karena saya memperolehnya dari orang dalam yang juga anggota Wantimpres. Saya tidak perlu sebut namanya karena kami sudah berkomitmen untuk merahasiakan nama itu. Orang-orang ini memang sudah sangat terlatih untuk melakukan permainan atau gerakan-gerakan politik seperti penjegalan-penjegalan semacam itu. Meski mereka tidak memiliki massa, namun mereka memiliki jaringan yang sangat kuat, rapi dan sangat terorganisir. Kelompok ini dikenal sangat anti kekuatan politik Islam seperti HMI.


Bagaimana modus operandi mereka ?

Mereka biasanya menempel di sekeliling kekuasaan atau orang-orang yang berkuasa. Sebenarnya aksi mereka itu bukan barang baru, tetapi sudah sejak orde baru. Mereka mengelilingi kekuasaan dan memberikan masukan-masukan dan desakan-desakan politik. Cara mereka terkenal lihai dan sangat halus. Saat ini mereka betul-betul mendominasi SBY.


Namun dalam kasus pencopotan Yusril kabarnya sangat gencar ?

Khusus untuk Yusril, orang-orang yang berada di Wantimpres itu sudah sepakat dengan prinsip to be or not to be dalam menggusur Yusril dari Kabinet Indonesia Bersatu. Jika Yusril tidak diganti, maka merekalah (Wantimpres) yang akan mundur dari jabatannya. Oleh karena itu, kita tahulah siapa-siapa yang melingkari presiden.


Kalau tidak keberatan, siapa saja mereka itu ?

Khusus mereka yang di Wantimpres itu terdiri atas TB. Silalahi, Syahrir, dan Adnan Buyung Nasution. Belum yang di UKP3R ada saudara Marsilam Simanjuntak yang tentu saja ikut mempengaruhi presiden. Mereka selalu saja melingkari kekuasaan presiden atau pemegang kekuasaan dan terjadilah reshuffle seperti itu.


Itu politis sekali memang, tapi apa alasan SBY kepada Yusril ?

Kalau alasan formal yang disampaikan SBY kepada Yusril dalam suratnya adalah karena desakan publik. Kebetulan Yusril menunjukkan suratnya itu kepada saya. Kalaupun alasan itu benar, maka saya dan teman-teman di PBB sangat meragukannya. Alasan itu terlalu mengada-ada dan masih dapat kita perdebatkan.


Maksud Anda bagaimana ?

Bila alasan pencopotan Yusril didasarkan pada desakan publik maka seharusnya beberapa menteri yang nyata-nyata didesak publik untuk mundur mesti dicopot dari Kabinet. Kita semua tahu bahwa sampai hari ini demo-demo terkait kasus Lumpur Lapindo masih terus bergulir. Mereka menuntut agar Aburizal Bakrie mundur dari jabatannya. Desakan publik terhadap beberapa menteri lain jauh lebih besar jika dibandingkan dengan yang dialamatkan pada Yusril. Dan SBY seharusnya juga menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah, karena bagaimanapun, kasus yang dipaksakan terhadap Yusril hingga beliau direshuffle hingga kini belum ada keputusan tetap dari pengadilan, dalam artian, Yusril dalam hal ini telah dibunuh karakternya.


Lalu atas dasar hal itu elit PBB bereaksi ?

Atas dasar itu kami tidak percaya pada SBY atau dengan kata lain, SBY telah menggunakan standar ganda. Untuk Yusril digunakan alasan desakan publik sedangkan untuk menteri yang lain digunakan alasan yang lain pula. Oleh karena itu sah-sah saja jika ada teman-teman yang menghubungkan dengan HMI dan bukan HMI, apalagi seperti yang saya sampaikan tadi di sekeliling SBY bukanlah orang kita (red: mereka yang anti politik Islam).


Bukankan sebelumnya pihak PBB telah melakukan lobi-lobi dengan SBY ?

Memang kita lakukan, misalnya melalui surat. Saat kita mendengar ada desas-desus soal akan ada reshuffle itu, kami di Partai Bulan Bintang melakukan rapat DPP yang kemudian kami lahirkan sebuah surat yang ditandatangani oleh Pak Kaban sebagai Ketua Umum dan saya sendiri sebagai Sekjen.


Apa isi surat tersebut ?

Surat itu mengemukakan antara lain pertama, kita menjunjung tinggi hak prerogatif presiden. Yang kedua, kita memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kalau presiden dalam melakukan reshuffle itu didasarkan pada kinerja para menterinya. Yang ketiga adalah, atas dasar alasan yang kedua itu kami yakin kader-kader PBB di KIB memiliki kinerja yang baik. Meskipun demikian, kami menghormati kalau presiden mempunyai pertimbangan lain.


Maksud pertimbangan lain itu seperti apa, bisa dijelaskan ?

Pertimbangan kami, jika dilakukan reshuffle maka usulan kami adalah dilakukan reposisi, jadi menteri-menteri dari PBB tidak dicopot tetapi cuma digeser di pos yang lain. Kalau usulan reposisi ini juga tidak menjadi pertimbangan, maka sebaiknya dilakukan resubstitusi, artinya jika menteri-menteri dari orang PBB itu diganti maka penggantinya juga dari PBB juga, tidak dari pihak lain. Itu sudah menjadi komitmen kami dengan SBY ketika kami memutuskan bekerjasama memperjuangkan SBY menjadi presiden. Kami sepakat kalau beliau jadi presiden maka PBB akan mendapatkan dua menteri dan satu menteri kalangan profesional yang diusulkan PBB, dialah Abdurrahman Saleh itu. Dan kami dulu waktu sebelum formasi Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) disusun, kami telah mengambil keputusan melalu rapat pleno khusus dan kita voting. Siapa saja dari PBB yang dipercaya memegang amanah itu.


Lalu bagaimana respon SBY ?

Saudara MS Kaban sudah membawa surat itu dan disampaikan saat dipanggil ke Cikeas. Tapi rupanya SBY juga tidak melakukan itu. Dalam surat balasan yang dikirim SBY menyebutkan bahwa “saya (SBY) sedang mempertimbangkan saudara Yusron Ihza dan Yusril Ihza Mahendra, keduanya sebagai duta besar dan saya juga sedang mempertimbangkan saudara Sahar L Hassan untuk menduduki pos yang tepat“.


Reaksi PBB sendiri bagimana dalam hal ini ?

Ya, rupanya SBY salah presepsi soal istilah “reposisi” dan resubstitusi” dalam surat yang disampaikan oleh DPP Partai Bulan Bintang itu. SBY lantas memaknai istilah itu dengan jabatan duta besar yang tidak sebanding itu. Padahal bukan seperti itu yang kita maksud.


Karena itu kemudian elit PBB bereaksi keras ?

Memang hal itulah yang menyebabkan teman-teman di PBB bersikap kencang. Perlu kami tegaskan hal itu bukan berarti kita merengek-rengek untuk meminta jabatan kepada SBY. Semua itu adalah hasil kerja sama politik yang sudah menjadi komintmen bersama jauh sebelum SBY jadi presiden. Tapi rupanya SBY mengingkari janjinya itu. Artinya SBY tidak lagi menjaga komitmen yang dibuatnya. Dengan reshuffle kedua ini, memberikan isyarat kepda kami bahwa dalam melakukan komitmen harus berhati-hati di masa yang akan datang agar tidak dibohongi lagi.


Bukankah Yusril jadi pilar utama kekuasaan SBY, mengapa mudah dicopot ?

Itulah uniknya SBY itu. Bukan hanya pilar bahkan wapres Jusuf Kalla sering menyebut bahwa kekuasaan SBY saat ini merupakan koalisi 3-Y. Maksudnya koalisi tiga tokoh yakni Yudhoyono, Yusril dan Yusuf Kalla. Mengapa demikian? Karena saat pemilihan Capres dan Cawapres dulu, bergabungnya Jusuf Kalla atas nama pribadi dan bukan atas nama Partai golkar. Baru balakangan ini saja ketika JK menjadi ketua umum Golkar lantas Golkar menjadi Partai pemerintah. (sumber: http://www.pbb-info.com/)

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More